Optik Nonlinier adalah ilmu pengetahuan modern terbaru yang
berhubungan dengan fenomena fisika yang terjadi akibat medan yang ditimbulkan
oleh laser. Teknologi ini dinamakan teknologi fotonik sebagai pengganti
teknologi elektronik untuk memperoleh, menyimpan, menyiapkan, mengirim dan
memproses informasi. Konsep komputer optik, proses sinyal optik dan image
analisis sedang dikembangkan dengan menggunakan proses optik nonlinier sebagai
konversi frekuensi, modulasi cahaya, optical switching, optical logic,
penyimpan memori optik, dan optical limiter function.
Untuk beberapa aplikasi second harmonic generation(SHG),
image analisis, high density data storage, elektrooptik spatial light
modulation dapat direalisasikan dalam waktu dekat. Sedangkan untuk third
harmonic generation(THG), all-optical switching, sangat berguna bagi optical
informasi prosessing dan aplikasi dalam telekomunikasi di masa depan.
Keuntungan terbesar dalam menggunakan all-optical proses adalah penguatan
kecepatan yang mencapai subpicosecond.
Beberapa Aplikasi
Optik Nonlinier
Nonlinier order-2
Material yang hanya memiliki sifat optik nonlinier order-2,
bila material tersebut disinari dengan cahaya dengan medan listrik E = Ew cos w t.
maka polarisasi yang terjadi pada material :
P = c (1) Ew cos w t + 1/4 c (2) Ew 2 [cos
2w t + 1] (1)
Terlihat bahwa sebagai efek dari suseptibilitas order-2,
polarisasi mengandung bagian dc dan bagian berosilasi dengan frekuensi 2w di
samping bagian yang berfrekuensi w . Bagian yang berosilasi dengan
frekuensi 2w akan menginduksikan cahaya berfrekuensi sama. Ini yang
disebut second harmonic generatin (SHG).
Jika material dikenai sekaligus oleh medan listrik dc dan
berosilasi dengan :
E = Edc + Ew cos w t (2)
Maka suseptibilitas order-2 memberikan sumbangan terhadap
suseptibilitas linier yakni :
c (1) + c (2) Edc (3)
sehingga indek biasnya bergantung pada medan Edc . Hal
ini yang disebut dengan efek elektrooptik atau Pockel yang memberi peluang
terhadap proses modulasi cahaya.
Selanjutnya andaikan dua berkas cahaya masing-masing Es cos w st
dan Ep cos w pt dengan w p > w s ,
menyinari material. Secara serentak, kedua medan itu akan
menimbulkan polarisasi yang berkaitan dengan order-2 yakni :
1/2 c (2) Ep Es cos (w p - w s)
t (4)
maka yang selanjutnya menginduksikan medan listrik di dalam
material :
EI µ c (2) Ep Es cos w I t
(5)
Dimana w I = w p - w s
Sehingga mengakibatkan medan ini bersama medan Ep cos w p t
akan menginduksikan polarisasi µ c (2) Ip Es cos w st
dengan Ip adalah intensitas cahaya Ep. Polarisasi ini selanjutnya
menginduksikan medan :
Eo µ c (2) Ip Es cos w st
(6)
Jadi, cahaya Es cos w st akan dilewatkan
melalui material dengan suatu faktor penguatan yang bergantung pada
suseptibilitas order-2 material dan intensitas Ip dari medan Ep cos w pt.
Nonlinier order-3
Material yang memiliki suseptibilitas order-3 bila disinari
cahaya dengan medan Ew cos w t, maka polarisasi sehubungan
dengan suseptibilitas order-3 adalah :
1/6 c (3) Ew 3 [3/4 cos w t
+ 1/4 cos 3w t] (7)
Maka suku kedua dari polarisasi itu akan menginduksikan
medan berfrekuensi 3 kali. Peristiwa ini disebut third harmonic generatin(THG).
Suku pertama bersifat linier, dan itu memberi sumbangan terhadap suseptibilitas
linier :
c (1) + 1/8 c (3) Ew 2 (8)
Jika no adalah indeks bias sebelumnya, maka dalam
keadaan dilalui cahaya berintensitas I (µ Ew 2) indeks itu bergeser
menjadi :
n = no + n2I (9)
dengan n2 merupakan parameter yang bergantung pada c (3) dari
material. Indeks bias yang bergantung intensitas cahaya tersebut merupakan
dasar bagi rekayasa devais untuk switching.
Sedangkan gambar 4b. memperlihatkan hubungan antara
intensitas transmisi dan intensitas masukan. Selanjutnya dengan menggunakn
gabungan medan dc Edc dan medan Ew cos w t, polarisasi yang
berkaitan dengan nonlinier order-3 mengandung
1/2 c (3) Ew Edc2 cos w t
(10)
Dengan demikian, suseptibilitas linier berubah menjadi :
c (1) + 1/2 c (3) Ew 2 (11)
sehingga indeks bias bergantung pada Edc2. Peristiwa ini
dikenal sebagai efek elektrooptik kuadratik atau efek Kerr. Disamping
sebagai modulator, efek ini merupakan dasar bagi optical shutter atau switching dan directional
coupler.
Material Optik
Nonlinier
Material-material optik nonlinier yang dipakai saat ini
dalam fabrikasi devais-devais fotonik pasif dan aktif adalah kristal-kristal
anorganik yang bersifat feroelektrik misalnya kristal Kalium Dideterium
Pospat(KDP) untuk pengganda frekuensi laser, kristal Lithium Niobat(LiNbO3)
untuk modulator elektrooptik dan kristal Barium Titanat(BaTiO3) untuk aplikasi
konjugasi fasa. Meskipun teknologi penumbuhan kristal untuk material-material
ini berkembang jauh dan optik nonlinieritasnya cukup untuk kebanyakan aplikasi
fotonik, namun material-material ini mempunyai kelakuan yang tak menguntungkan;
misalnya harus dalam bentuk kristal tunggal.
Hal lain yang lebih sulit diatasi adalah bahwa
kristal-kristal itu dalam optical switching masih terlalu lambat. Keterbatasan-keterbatasan
ini memaksa orang untuk mencari material baru yang tepat dalam aplikasinya.
Material-material organik merupakan kandidat bagi optik nonlinier karena
beberapa alasan :
1. Waktu respon sangat cepat.
2. Suseptibilitas off-resonance sama atau lebih besar dari
pada kristal organik.
3. Mudah difabrikasi.
4. Mudah diintegrasikan di dalam devais.
5. Ambang kerusakannya terhadap laser cukup tinggi
6. Harganya relatif lebih murah.
Namun demikian, hingga saat ini masih harus dilakukan riset
untuk pengembangannya. Beberapa aspek yang menjadi obyek riset dalam optik
nonlinier antara lain adalah :
1. Pemahaman tentang proses optik nonlinier.
2. Kaitan antara proses optik nonlinier dan struktur
material.
3. Rekayasa dan sintesis material untuk memperoleh
sifat-sifat termal dan mekanik serta stabilitas terhadap cahaya yang baik.
sumber : http://www.elektroindonesia.com
Makasih Infonya gan,, balik kunjung ya Frame Kacamata Minus
ReplyDeleteinfo yang bermanfaattentang mata minus?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete